Senin, 29 November 2010

Allah swt berfirman :

"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antaranya,kemudain mejadikanya bertindih-tindih, maka kelihatannya olehmu hujan kelaur dari celah-celahnya dan Allah menurunkan es dari langit, dari gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya es itu kepada siapa yang dikehendakinya-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendakinya-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Qs. An-Nuur : 43)

   Mari kita perhatikan ayat suci diatas dari sudut pandang meteorologi modern. Para ilmuwan telah meneliti tipe-tipe awan dan telah mengetahui abahwa wan hujan terjadi dan terbentuk menurut sistem tertentu dan tahap tertentu berdasarkan tipe angin dan awan. Salah satu jenis awan hujan adalah awan cumulonimbus. Para meteorologi telah meneliti bagaimana awan  terbentuk dan bagaimana awan itu menghasilkan hujan, hujan es dan kilat.cumulonimbus

   Mereka telah menemukan bahwa awan cumulonimbus mengalami proses berikut ini untuk dapat menghasilkan hujan:
  • Awan didesak oleh angin. Awan cumulinimbus mulai terbentuk ketika angin mendesak bebrapa bagian dari awan (awan kumulus) ke daerah tempat awan-awan bertemu. 
  • Ketika awan-awan kecil saling bertemu, udara yang bergerak ke atas dari awan lebih besar yang terbentuk pun bertambah banyak.
  • Udara yang bergerak ke atas, yang berada di dekat awan yang di tengah, lebih kuat daripada yang di samping.  
  • Udara  yang bergerak ke atas meyebabkan gumpalan awan berubah menjadi vertikal.  
  • Perubahan posisi awan yang menjadi vertikal ini menyebabkan gumpalan awan menyebar ke tempat-tempat yang lebih dingin, di mana butiran air dan es semakin besar.
  • Ketika butiran-butiran air dan es ini menjadi semakin berat sehingga udara yang bergerak keatas tidak mampu lagi menopangnya, maka jatuhlah butiran air itu dari awan dalam bentuk hujan, hujan es dan sebagainya.
    Para meteorolog akhir-akhir ini mengetahui dengan detail formasi awan, struktur, dan fungsinya dengan menggunakan peralatan modern seperti pesawat terbang, satelit, komputer, balon dan peralatan lainnya untuk meneliti angin dan arahnya untuk kelembapan dan variasinya, serta unutk mementukan tingkat dan variasi tekanan atmosfer. Padahal , 14 abad yang lalu , penjelasan  tentang fakta diatas telah di jelaskan dalam Al-Qur'an, surat An-Nuur ayat 43.

    Dalam ayat sebelumnya, setelah meyebutkan awan dan hujan, kemudian dibicarakan tentang hujan es dan kilat. Para meteorolog telah menemukan bahwa awan-awan cumulonimbus ini yang menurunkan hujan es, mencapai ketinggian 25.000 hingga 30.000 kaki (4,7 hingga 5,7 nil) , seperti ketinggian gunung ( gunung Himalaya berketinggian 29.023 kaki), sebagaimana telah dibicarakan dalam Al-Qur'an. Mengapa Al-Qur'an mengatakan  kilat untuk menyebut hujan es??? Tentunya telah diketahui bahwa hujan es adalah faktor utama terjadinya kilat.

    Para ilmuwan akhir-akhir ini mengetahui korelasi antara hujan es dengan kilat. Hingga tahun 1600 SM pandangan Aristoteles dalam meteorologi sangat dominan. Misalnya , ia berkata bahwa atmosfer mengandung dua macam ekshalasi, yakni lembap dan kering. Ia juga berkata bahwa guruh  adalah suara benturan ekshalasi  kering dengan awan-awan di dekatnya, dan kilat adalah kobaran dan pembakaran ekshalasi kering dari api yang kecil. Inilah beberapa pandangan yang salah tentang meteorologi yang berlaku pada saat Al-Qur'an diturunkan, 14 abad yang lalu. Yang  sangat menakjubkan, Al-Qur'an memberikan penjelasan yang sangat akurat dalam masalah ini . Marilah kita renungkan firman Allah swt :

"Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi." (Qs. Al-Mu'min: 51)

"Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran supaya kamu memikirkannya."
(Qs. Al-Hadiid : 17)



Sumber : EINSTEIN aja BACA QUR'AN , KARYA: MD. ANISUR RAHMAN

0 komentar:

Posting Komentar