Sabtu, 31 Desember 2011

    Dalam bidang pemuliaan tanaman teknik mutasi dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman sehingga memungkinkan pemulia melakukan seleksi genotip tanaman sesuai dengan tujuan pemuliaan yang dikehendaki. Mutasi induksi dapat dilakukan pada tanaman dengan perlakuan bahan mutagen tertentu terhadapt organ reproduksi tanaman seperti biji , stek batang , serbuk sari, akar (rizoma) , kultur jaringan dan sebagainya.
    Apabila proses mutasi alami terjadi secra sangan lambat maka percepatan frekuensi dan spektrum mutasi tanaman dapat diinduksi dengan perlakuan bahan mutagen tertentu. Pada umumnya, bahan mutagen bersifat radioaktif dan memiliki energi tinggi yang berasal dari reaksi nuklir.
    Bahan mutagen yang sering digunakan dalam penelitian pemuliaan tanaman digolongkan menjadi dua kelompok , yaitu mutagen kimia (chemical mutagen) dan mutagen fisika (physical mutagen). Mutagen kimia umumnya berasal dari senyawa alkil (alkylating agents) misalnya etil metana sulfonat (MMS), hidrosilamin , asam nitrat, akridin dan sebagainya. Mutagen disika bersifat sebgai radiasi pengion (ionizing radiation) dan termasuk di antaranya sinal-X, radiasi gamma, radiasi beta, neutron dan partikel akselerator .
   Baik mutagen kimia maupun fisik mempunyai energi yang dapat mengubah struktur genetik tanaman. Perubahan yang terjadi pada materi genetik dikenal dengan istilah mutasi. Secara relatif proses mutasi dapat menimbulkan perubahan pada sifat-sifat genetik tanaman bauk ke arah positif maupun negatif dan kemungkinan mutasi yang tejadi dapat juga kembali normal. Mutasi yang terjadi ke arah positig dan terwariskan ke generasi-generasi erikutnya merupakan mutasi yang dikehendaki oleh pemulia tanaman pada umumnya/ Sifat positif yang dimaksud adalah relatif tergantung pada muliaan tanaman.

   Untuk mendukung pemuliaan tanaman dengan teknik mutasi di BATAN tersedia fasilitas penelitian berupa gamma chamber,gamma cell, gamma room, laboratorium, laboratorium kultur jaringan. ruang tumbuh, rumah kaca, kebun percobaan dan sawah. Pada umumnya gamma chamber dan gamma cell digunakan untuk penelitian yang memerlukan radiasi akut, yaitu radiasi denga laju dosis tinggi seperti pada biji-bijian atau materi reproduktif tanaman lainnya yang berukuran kecil . Untuk penelitian yang memerlukan iradiasi kronik, yaitu radiasi dangan laju dosis rendah seperti terhadap tanaman pot atau tanaman dalam media kultur jaringan, dapat digunakan gamma room.

   Setelah melakukan radiasi dnegna sinar gamma, materi reproduktif tanaman kemudian ditumbuhkembangkan di ruang tumbuh, rumah kaca atau langsung di kebun percobaan. Analisis mutan dapat juga dilakukan baik secara visual fenotip maupun secara RAPD (random Amplified Polymorphic DNA) atau bioteknologi lainnya. Tanaman di PATIR-BATAN dikelompokkan sebgai berikut.
1. Tanaman pangan : padi, kdelai, kacang hijau, kacang tanah, sorgum dan gandum
2. Tanaman hortikultura : pisang cabai , abwang merah, dan bawang putih
3. Tanaman industri : kapas, sorgum dan jarak
4. Tanaman bunga : krisan dan anggrek
5. tanaman pakan ternak : sorgum

      Penelitian pemuliaan mutasi di BATAN sebetulnya tekah dimulai sejak tahun 1970, yaitu denga program perbaikan varietas tanaman padi. hinga kini BATAN telah menghasilakn bebrapa mutan tanaman panga yang dilepas sebgai varietas unggul oleh Departemen Pertanian. Adapaun varietas unggul tersebut dia ntaranya adalah padi atomita-1, padi atomita-2, padi atomita-3, padi atomita-4, padi situgintung, padi cilosari, padi meraoke, padi woyla, padi kahayan, padi wonongo, padi Diah cui, padi Mira-1, kedelai muria, kedelai tengger, kedelai merais , kedelai rajabasa, dan akcang hijau camar.

       Selain varietas-varietas tanaman yang telah dikepas tersebut, kelompok pemuiaan tanaman juga telah mengasilkan banyak galur harapan mutan dikembangbiakkan lebih kanjut



Sumber : disadur dari BUKU BIOLOGI UNTUK SAMA DAN MA KELAS XII KARYA : KUSNADAI DAN DIDIK PRIYANDOKO , www.batan.go.id




     Dalam kehidupan sejari-hari, manusia banyak menggunakan gula sebgai pemanis, baik dalam makanan maupun dalam minumannya. Umumnya , gula yang digunakan adalah sukrosa yang berasal dari gula tebu atau gula aren. Sukrosa merupakan disakarida yang terdiri atas 2 molekul glukosa. Tingkat kemanisan glukosa ini lebih rendah jika dibandingkan dengan fruktosa. Oleh karena itu manusia berusaha melakukan konversi glukosa yang tingat kemanisannya 100 menjadi fruktosa yang tingkat kemanisannya 170.

     Fruktosa ini dapat digunakan debgai pemanis pengganti glukosa pada penderita diabetes dan obesitas. Di samping itu , bagi kalangan industri yang menggunakan gula sebgai bahan baku, produk ini asngat efisien dan memberikan banyak manfaat.

   Substrat utama untuk memproduksi sirup fruktosa adalah glukosa sedangkan enzim yang digunakan adalah enzim glukosa isomerase. glukosa dikonversi mejadi fruktosa melalui suatu proses yang disebut dengan prose isomerasi. Enzim glukosa isomerase yang digunakan dalam proses ini dapat diperoleh dari beberapa bakteri, seperti Aerobacter clocae,Pseidomonas hydrophilia,Actinoplanes missoiriensism Bacillus coagulan m dan kelompok Streptomyces sp. Kelompok Streptomyces sp, dikenal sengai penghasil utama enzim ini, Enzim glukosa isomerase ini merupakan enzim yang bersifat termostabil dan bekerja secra reversibel. Enzim ini  mengubah D-Glukoas menjadi D-Fruktosa.

   Pemanfaatan enzim glukosa isomerase untuk menghasilkan sirup fruktosa dilakukan dengan mengejstrak sel-sel mikroba karena enzim ini bersifat intraseluler. Pemanfaatan enzim ini juga dikembangkan dengan cara pengikatan enzim/sel pada matriks yang tidak larut dalam air dan dikenal dengan enzim.sel tak bebas. Penggunaan enzim.sel tak bebas ini memeberikan lebih banyak keuntungan daripada penggunaan enzim/sel tak bebas tersebut di antaranya adalah dapat dipakai berulang-ulang dan secara terus menrus dengna aktivitas katalitik yang tetap, mengurangi  biaya produksi dan melindungi enzim dari kondisi lingkungan ekstrim yang dapat merusak/menginaktifkan enzim , dapat ditambahkan atau dihilangkan dengan mudah dari campuran reaksi , dan menghasilan produk yang lebih banyak.

   Sukses pertama penggunaan enzim tak bebas ini secara komersial adalah untuk proses hidrolisis pati jagung dalam memproduksi gula jagung (High Fructose Corn Syrup) yang dilakukan oleh Clinton Corn Processing, Co. Proses hidrolisis pati jagung ini menggnakan enzim glukosa isomerase tak bebas dari Strepomyces.

   Enzim glukosa isomerase akan mengubah glukosa menjadi fruktosa melalui proses isomerisasi. Isomerisasi dengna enzim ini dapat menghasilkan 42%  fruktosa dan bila telah mengalami pemakatan akan diperoleh fruktosa dengan kadar 55%. Fruktosa yang dihasilan dari proes ini dikenal dengan nama High Fructose Syrup (HFS) , yaitu cairan hasil isomerasi yang masih mengandung glukosa selain fruktosa.

   Selain dai jagung , saat ini Jepang juga menggunakan hampir 90% produksi ubi jalarnya untuk bahan pembuatan sirup fruktosa. Dengan penemuan teknik konfersi glukosa menjadi fruktosa ini diharapkan dapat tercipta pemanis alternatif yang lebih sehat dan dapat digunakan untuk penderita diabetes dan obesitas. Selain itu dapat ditemukan sumber-sumber bahan pemanis baru sehingga untuk mendapatkan bahan pemanis tidak hanya tergantung pada gula tebu dan gula aren.

Sumber : disadur dari Buku BIOLOGI UNTUK SMA DAN MA KELAS XII KARYA : KUSNADI DAN DIDIK PRIYANDOKO



Senin, 12 Desember 2011

  Gw baru nemu nh di vivanews ternyata Es Cendol masuk dalam minuman terlezat di Dunia kita turut bangga karena minuman asli INDONESIA ini masuk di urutan minuman terlezat . Bahkan di Kaskus aja Cendol menjadi sebuah reputasi yang baik bagi kaskuser maka dari itu pantas saja cendol diminati para kaskuser , selain seger mendapatkan cendol fullbar juga tidak mudah :D , 

   Meski tak jelas asal-usulnya, minuman khas nusantara ini menjamur di sejumlah pasar tradisional atau lapak kaki lima. Di Jawa, minuman yang juga akrab dengan sebutan dawet ini bahkan turut menandai prosesi pernikahan adat lewat tradisi 'dodol dawet'. Cendol mengantarkan makna sebagai lambang kebulatan kehendak orangtua untuk menikahkan anak.
  
   Cita rasa tradisional yang masih bertahan, tampaknya turut menambah eksotika es cendol di mancanegara. Menyusul jejak rendang, es cendol masuk dalam daftar 50 minuman terlezat di dunia yang dipublikasikan CNN Go.

   Es cendol menempati urutan ke-45 dalam daftar tersebut. Ini bukan satu-satunya minuman asal Indonesia yang masuk dalam daftar. Es kelapa muda juga tertulis sebagai minuman asal Indonesia yang memiliki rasa terlezat di urutan ke-19. Urutan tersebut berdasar poling yang mereka lakukan di situs jejaring sosial.

   Kelezatan cendol mampu mengalahkan sejumlah minuman khas dari sejumlah negara seperti Mango Lassi (India), Red Bull (Austria), Yakult (Jepang), Guinness (Irlandia), dan Pina Colada (Puerto Rico). Sementara minuman terlezat pertama adalah air putih (global), disusul kopi (Ethiopia), dan Coca-Cola (Amerika Serikat).

Emang bikin ketagihan sih Cendol selain melepas dahaga juga bisa menjadi pengganjal perut   ,pantes aje orang bule demen juga :D

Sumber  :http://kosmo.vivanews.com/news/read/271497-es-cendol-masuk-minuman-tersegar-di-dunia?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook 
dan sedikit editan

Minggu, 11 Desember 2011

    Biasanya sering banget th ada acara fogging buat membasmi jentik nyamuk di selokan bahkan di bak kamar mandi  , tapi sebagian orang fogging itu malah membuat nyamuk menjadi kebal :( , kali ini ada cara tradisional untuk membunuh jentik nyamuk tersebut :D
    Dulu ketika ada anak kecil mimisan (keluar darah dari hidung), dengan sigap orang tua akan memetik daun sirih, melipat dan menggulung, lalu dimasukin ke hidung, kemudian darah akan berhenti mengucur.

     Kini ritual itu pun berlangsung kembali. Hanya saja kali ini si orang tua memetik daun sirih tidak untuk menyetop mimisan, tetapi untuk menghentikan calon makhluk pengisap darah. Daun beraroma khas ini digunakan untuk menumpas jentik nyamuk. Ketika musin hujan , kita sering diimbau untuk mewaspadai jentik nyamuk , khususnya Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, penyebab wabah demam berdarah dengeu (DBD). Beragam produk insektesida ditabalkan sebagi menumpas kedua jenis nyamuk tadi. Namun, insektidisa ditengarai berdampak negatif terhadap lingkungan, selain dapat menumpas predator dan membuat serangga resisten. Alhasil ditolehkan pemusnahan secara alami.

    Alternatif dari alam ini sudah sering digunakan. Hasilnya memang kalah kuat dibanding dengan insektisida kimia. Tumbuhan yang digunakan umumnya mengadung zat-zat semacam niketin, piretin menjadi senyawa-senyawa yang tidak berbahaya bagi umat manusia dan lingkungan setelah digunakan. Penelitian tentang insektisida alamiah dalam upaya mengendalikan serangga , khusunya pada stadium jentik, pertama kali dirintis oleh Campbell dan Sulivan tahun 1933. Selanjutnya berturut-turut Harzel tahun 1948,  Amongkas Sifagus dan Fred W.L (1974) di University of Kentucky, Lexington, telah menghasilkan penelitina bahwa ekstrak daun kemangi (olium basikicum) pada dosis 100 ppm (bagian persejuta) dapat menghambat pertumbuhan jentik Aedes Aegypti.
     Beberapa penelitian tadi menguatkan behwa tanaman tertentu tenyata memilki zat beracun bagi serangga. Salah satunya sirih, yang nama botaninya Paper betle (L) atau Chaica Betle (L) yang termasuk dalam famili Piperaceae. Dari hasil penelitian , ekstrak daun sirih dapat digunakan sebagai insektisida alami dalam upaya membasmi jentik nyamuk Aedes Aegypti.Dalam daun sirih terkandung beberapa senyawa , seperti minyak atsiri, zat pemyamak cineole, dan yang terpenting senyawa alkoloid. Senyawa terkahir inilah yang nantinya dapat digunakan untuk membasmi jentik nyamuk dengan cara kerja mirip bubuk abate.

   
   Bagaimana memperoleh ekstrak daun sirih ? Pertama , daun sirih 1/2 kg dicuci , kemudian ditiriskan di tampah hingga kering. Daun yang sudah kering digiling atau dibelnder hingga berbentuk serbuk. Dari situ akan diperoleh sekitar 43g serbuk daun sirih. Kedua , masukan serbuk ke dalam wadah (becker glass) dan tambahkan alkohol 95% sebanyak dua liter sehingga serbuk terendam. Aduk dan diamkan selama 24 jam . Setelah itu, saringlah dan godok atau panaskan hasil saringan tadi selama satu jam. Baru setelah itu diamkan selama seminggu. Masukan ekstrak yang telah jadi itu ke dalam wadah atau botol dan siap untuk digunakan.Bahan itulah yang nantinya digunakan untuk membasmi jentik Aedes Aegypti sebelum sempat beranjak dewasa. cara menggunakannya mirip kita menaburkan abate di genangan air. Cukup dengan konsentrasi rendah, jentik sudah mati.
    Cara tersebut adalah cara alami dengan bahan alami jadi tidak berbahaya bagi manusia tapi jika kita tidak ingin ada jentik nyamuk kita dapat mencegahnya dengan Menutup bak Kamar mandi ,  Mengubur benda benda yang dapat menjadi genangan air , dan Menguras Bak kamar mandi seminggu sekali , upaya tersebut disebut 3M , jadi penggunaan bahan kimia perlu dikurangi :D


Sumber : Disadur dari BUKU BAHASA INDONESIA SMA DAN MA KELAS XII PROGRAM IPA DAN IPS , KARYA : IGN. SUKASWORO , R.SUWIGNYO, C. SARTINI, ARIF BUDIYANTO, artikel Budi Imansyah S. Intisari Januari 2005




   Buat para Ibu-ibu ato Bapak-bapak yang punya anak , apalagi pasangan suami istri yang baru punya anak , sering kali kita selalu memberikan uang jajan pada anak saat bersekolah , tapi sebagian anak kadang-kadang selalu menghabiskan uang jajannya tanpa menabung dan bisa berakibat perilaku boros , maka dari itu skrg saya akan membahasnya :D


    Memberi uang saku kepada anak ? Banyak orangtua beranggapan bahwa memebri uang saku hanya akan mengajari anak untuk menjadi boros dan hobi berbelanja. Padahal , justru sebaliknya, banyak hal positif yang sebenarnya bisa dipelajari anak dari uang saku yang diberikan oleh orang tuanya. Oleh karena itu sejak dini orang tua perlu melatih anak menggunakan uang.

    Melalui uang saku yang diberikan oleh kedua orang tua, seorang anak bisa belajar mengelola dan menggunakan uang tersebut . Misalnya, anak mempunyai peluang untuk belajar bagaimana menghargai uang, membuat budget, membuat perencanaan keuangan , serta mengelolanya dengan baik. Keberhasilan dalam mengatur penggunaan uang juga merupakan suatu prestasi tersendiri.
    Berikut ini ada beberapa tips untuk mengelola uang saku, terutama bagi anak-anak. Pertama tekankan pada anak bahwa uang saku bukan hanya untuk jajan sehingga harus dihabiskan dalam sehari. Ajari anak untuk mengaturnya sebaik mungkin agar bila ada kebutuhan mendesak, anak bisa mengatasinya dengan segera tanpa menunggu bantuan orangtua.

    Kedua , ajari anak untuk membiasakan diri membeli sesuatu berdasarkan kebutuhan konkret , bukan semata-mata keinginan. Mungkin awalnya akan terasa sulit karena pada usia muda anak cenderung ingin memiliki barang seperti yang dimiliki temannya. Namun , bila mereka bisa mengatasinya, maka konsep ini akan menjadi model bagi dirinya bagaimana mengelola dan mengendalikan keuangan sendiri.

    Ketiga , bekali anak dengan makanan dari rumah , selain membiasakan anak tidak jajan, makanan rumah juga cederung lebih bersih dan higienis. Dengan demikian, kesehatan , kesimbangan gizi, dan keamanan nya juga terkontrol.

    Keempat , latihlah anak menabung. Ajak dia menabung di awal hari saat uang sakunya belum terpakai, jadi bukan sisa uang saku . Tanamkan kebiasaan menabung pada anak bukan dari kelebihnannya melainkan dari kekuangannya. Arahkan kegiatan menabung sebagai suatu rutinitas dan investasi.


    Kelima, dengan uang saku yang secara rutin diberikan kepada anak secara mingguan atau bulanan, tekankan bahwa mereka bertanggung jawab penuh terhadap seluruh waktu pengeluaran selama waktu tersebut. Dengan demikian , diharapkan anak akan lebih bertanggung jawab dan mampu menahan diri terhadap godaan memiliki barang yang kurang penting.

    Keenam , jika anak menginginkan suatu barang atau mainan yang agak mahal, mintalah ia menggunakan tabungannya. Biasanya anak akan lebih menjaga dan merawat barang tersebut karena dibeli dari usahanya menabung.



Sebagai orang tua harus melakukan pengawasan agar bisa berhasil dan tidak membudayakan sifat manja agar anak bisa bertanggung jawab :D

Sumber : Disadur dari BUKU BAHASA INDONESIA SMA DAN MA KELAS XII PROGRAM IPA DAN IPS , KARYA : IGN. SUKASWORO , R.SUWIGNYO, C. SARTINI, ARIF BUDIYANTO, artikel Kompas 12 Agutus 2007