Dalam kehidupan sejari-hari, manusia banyak menggunakan gula sebgai pemanis, baik dalam makanan maupun dalam minumannya. Umumnya , gula yang digunakan adalah sukrosa yang berasal dari gula tebu atau gula aren. Sukrosa merupakan disakarida yang terdiri atas 2 molekul glukosa. Tingkat kemanisan glukosa ini lebih rendah jika dibandingkan dengan fruktosa. Oleh karena itu manusia berusaha melakukan konversi glukosa yang tingat kemanisannya 100 menjadi fruktosa yang tingkat kemanisannya 170.
Fruktosa ini dapat digunakan debgai pemanis pengganti glukosa pada penderita diabetes dan obesitas. Di samping itu , bagi kalangan industri yang menggunakan gula sebgai bahan baku, produk ini asngat efisien dan memberikan banyak manfaat.
Substrat utama untuk memproduksi sirup fruktosa adalah glukosa sedangkan enzim yang digunakan adalah enzim glukosa isomerase. glukosa dikonversi mejadi fruktosa melalui suatu proses yang disebut dengan prose isomerasi. Enzim glukosa isomerase yang digunakan dalam proses ini dapat diperoleh dari beberapa bakteri, seperti Aerobacter clocae,Pseidomonas hydrophilia,Actinoplanes missoiriensism Bacillus coagulan m dan kelompok Streptomyces sp. Kelompok Streptomyces sp, dikenal sengai penghasil utama enzim ini, Enzim glukosa isomerase ini merupakan enzim yang bersifat termostabil dan bekerja secra reversibel. Enzim ini mengubah D-Glukoas menjadi D-Fruktosa.
Pemanfaatan enzim glukosa isomerase untuk menghasilkan sirup fruktosa dilakukan dengan mengejstrak sel-sel mikroba karena enzim ini bersifat intraseluler. Pemanfaatan enzim ini juga dikembangkan dengan cara pengikatan enzim/sel pada matriks yang tidak larut dalam air dan dikenal dengan enzim.sel tak bebas. Penggunaan enzim.sel tak bebas ini memeberikan lebih banyak keuntungan daripada penggunaan enzim/sel tak bebas tersebut di antaranya adalah dapat dipakai berulang-ulang dan secara terus menrus dengna aktivitas katalitik yang tetap, mengurangi biaya produksi dan melindungi enzim dari kondisi lingkungan ekstrim yang dapat merusak/menginaktifkan enzim , dapat ditambahkan atau dihilangkan dengan mudah dari campuran reaksi , dan menghasilan produk yang lebih banyak.
Sukses pertama penggunaan enzim tak bebas ini secara komersial adalah untuk proses hidrolisis pati jagung dalam memproduksi gula jagung (High Fructose Corn Syrup) yang dilakukan oleh Clinton Corn Processing, Co. Proses hidrolisis pati jagung ini menggnakan enzim glukosa isomerase tak bebas dari Strepomyces.
Enzim glukosa isomerase akan mengubah glukosa menjadi fruktosa melalui proses isomerisasi. Isomerisasi dengna enzim ini dapat menghasilkan 42% fruktosa dan bila telah mengalami pemakatan akan diperoleh fruktosa dengan kadar 55%. Fruktosa yang dihasilan dari proes ini dikenal dengan nama High Fructose Syrup (HFS) , yaitu cairan hasil isomerasi yang masih mengandung glukosa selain fruktosa.
Selain dai jagung , saat ini Jepang juga menggunakan hampir 90% produksi ubi jalarnya untuk bahan pembuatan sirup fruktosa. Dengan penemuan teknik konfersi glukosa menjadi fruktosa ini diharapkan dapat tercipta pemanis alternatif yang lebih sehat dan dapat digunakan untuk penderita diabetes dan obesitas. Selain itu dapat ditemukan sumber-sumber bahan pemanis baru sehingga untuk mendapatkan bahan pemanis tidak hanya tergantung pada gula tebu dan gula aren.
Sumber : disadur dari Buku BIOLOGI UNTUK SMA DAN MA KELAS XII KARYA : KUSNADI DAN DIDIK PRIYANDOKO
0 komentar:
Posting Komentar